• HOME
  • ARTIKEL
  • FEATURE
  • BERITA
  • FOTO
instagram twitter instagram

DRIE-JOURNALIST

read more & learn more!


-Lokasi : Radio Deli Indah Swararia (DIS) Fm. Tebing Tinggi


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

-Lokasi : Pusat Pasar Kabanjahe







Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

-Lokasi : Lapangan Merdeka Kota Medan

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Medan, 5 Januari 2019

Para penumpang yang sedang bersiap untuk memasuki bus di PT. Putra Pelangi Perkasa (Terminal Bus Pelangi Medan)

MEDAN- Jelang akhir tahun 2019, PT. Putra Pelangi Perkasa (Terminal Bus Pelangi Medan) yang berada di Jalan Sunggal No.33 Sei Sikambing B Medan Sunggal, masih dipenuhi oleh para penumpang yang lebih memilih mudik menggunakan jasa angkutan Bus.

Adupun rute atau kota tujuan yang akan ditempuh oleh Bus dari Terminal Bus Pelangi Medan seperti ke Banda Aceh, Bireun, Kutacane, Lhokseumawe, Takengon, Pekanbaru, Padang, Palembang, Jakarta, Lampung, dan Bandung. Tercatat ada 31 bus yang berangkat ke tujuan yang berbeda-beda pada awal pergantian tahun baru ini, sehingga mereka menambah jumlah armada dari biasanya karena kepadatan penumpang yang telah mencapai 50% dari tahun sebelumnya.

“Tahun ini kebanyakan penumpang dari Medan bertujuan ke kota Banda Aceh. Kami petugas terminal menerapkan sistem jadwal pagi dan siang yang beranggotakan 6 orang disetiap jadwalnya. Dan diperkirakan 1 orang petugas bisa mengumpulkan 200 tiket yang jika dijumlahkan seluruh totalnya kurang lebih mencapai 2400 tiket/harinya dengan tujuan kota yang berbeda-beda, sehingga pihak pengelola terminal menambahkan jumlah tiket lebih dari yang biasanya,” jelas Yunita selaku petugas loket di Terminal Bus, Sabtu (5/1/2019).

Nita menambahkan, peningkatan penumpang menjelang tahun baru tidak sebanyak hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha yang bisa mencapai 80-90%, sehingga para supir bus sudah pasti berkerja lebih ekstra dan lebih fokus lagi dibandingkan hari biasanya.

Beberapa hambatan pun dirasakan para supir bus dalam perjalanan pada saat melewati kota Stabat karena adanya perbaikan jembatan, sehingga terjadinya kemacetan. “Hambatannya di kemacetan, dari Medan yang menuju daerah kota Stabat masih macet sampai sekarang karena ada perbaikan jembatan disana. Kalau bus, InsyaAllah aman karena kami selalu melakukan pemeriksaan kelayakan jalan, mesin, rem, ban, dll. Keamanan dan kenyamanan penumpang jadi prioritas utama buat kami,” jelas Faisal Aksal selaku supir di Terminal Bus, Sabtu (5/1/2019).

Tarif tiket untuk tahun baru masih seperti harga normal. Banyak penumpang yang merasa nyaman sewaktu diperjalanan dan juga merasakan kepadatan menjelang pergantian tahun ini, “Lumayan padat juga yang mengantri untuk membeli tiket di loket, apalagi di dalam bus penumpangnya pasti penuh kalau hari libur. Tetapi meskipun hari libur tahun baru, tarifnya masih normal seperti hari biasa. Tapi kalau hari Idul Fitri dan Idul Adha biasanya tarif tiket pasti lebih mahal,” kata Sri Rahmi yang bertujuan ke Lhokseumawe, Sabtu (5/1/2019).

-oleh: Siti Chairunisa


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

cr image: google.com

Jika membahas tentang musik tentunya kita sudah menjadi penikmat musik sejak dari dulu. Contoh, ketika duduk di Sekolah Dasar (SD) kita diajari tentang musik-musik tradisional seperti lagu Butet dari Sumatera Utara, Ayam Den Lapeh dari Sumatera Barat, Kicir-Kicir dari Jakarta dan masih banyak lagi. Barulah semakin beranjak dewasa semakin banyak pula jenis musik dan lagu yang di dengar baik itu musik dari dalam ataupun luar negeri.

Dikutip dari wikipedia.com, musik sendiri adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, nada, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkam irama. Jika dilihat dari fungsinya musik adalah sarana hiburan untuk dinikmati namun bisa berubah tergantung di mana musik itu dimainkan. Ada musik sebagai pengiring tari, meningkatkan daya konsentrasi dan daya kerja otak, hingga musik bisa mengurangi rasa stress.

Musik memiliki beberapa jenis/aliran yaitu musik pop, jazz, rock, RnB (Rhythm and Blues), funk, metal/hardcore, reggae, rap, electronic dimana jenis-jenis musik itu memiliki pendengar tersendiri. Misal musik rock, metal/hardcore, hanya sebagian orang yang menyukai aliran ini, karena alasan musik ini memiliki alunan musik yang cukup keras tak jarang hingga memekakan telinga.

Berangkat dari jenis musik diatas, diera millenial, khususnya di Indonesia muncul sebuah musik yang disebut “musik indie”, dimana identik dengan alunan musik yang sendu, lirik yang dalam dan sarat makna serta konsep video klip yang estetik. Bermunculan pula musisi dan band indie seperti Banda Neira, Hinda/.Feast, Fiersa Besari, Pamungkas, Danilla Riyadi, Payung Teduh, Stars and Rabbit, Figura Renata, Mocca, Nosstress, Nadin Amizah dan lain sebagainya. Mungkin bagi sebagian orang nama-nama musisi tersebut akan terdengar asing karena memang pangsa pasar mereka adalah orang-orang yang katanya “anti-mainstream” yang juga dianggap punya selera musik berbeda.

Di Indonesia kata “indie” sering disalah artikan, terutama dalam musik. Pendengar menganggap indie adalah suatu aliran/jenis musik. Namun, jika ditelaah lagi, “indie” sendiri berasal dari kata independent yang berarti “bebas / mereka / berdiri sendiri”. Maksudnya disini, seorang musisi akan menulis lirik, memproduksi, hingga memasarkan lagu mereka secara independen (sendirian) tanpa adanya terikat dengan label rekaman. Jadi sudah jelas, indie bukanlah sebuah aliran musik seperti persepsi kebanyakan orang. Yang dikatakan jenis/alirannya adalah aliran “folk”. Dalam folk (dilansir dari laman loop.co.id) , musisi tidak terikat dan bebas mengekspresikan corak musik, tidak jarang mereka menggabungkan beberapa musik etnik yang berbeda dalam satu lagu.

Jika melihat lagi kebelakang, musik folk mulai ada di Indonesia sejak tahun 60-an, pelopornya saat itu adalah Gordon Tobing. Dan musisi yang terkenal saat itu adalah Kwarter Bintang, Trio Bimbo hingga musisi kenamaan Ebit G Ade. Ketika zaman semakin berganti, mulai bermunculan musisi dengan aliran folk seperti Payung Teduh dengan lagunya Resah, Stars and Rabbit dengan Man Upon the Hill, hingga Endah n Rhesa dengan lagunya When You Love Someone.

Terlepas dari apapun sebutannya, musik indie tetap mempunyai tempat tersendiri dihati para pendengarnya. Lirik demi lirik yang tercipta memiliki makna yang cukup dalam. Fiersa Besari (musisi Indie kenamaan saat ini), mengutip dari cuapannya di twitter, menururtnya ada beberapa alasan seorang musisi lebih memilih berkarya dengan jalan indie. Yaitu kebabasan berekspresi, karena Label besar memiliki pakem untuk tetap mengikuti selera pasar pula menghasilkan banyak uang, ini tidak salah, namun pakem inilah yang pada akhirnya mengekang musikus. Maka dari itu jalur indie hadir sebagai alternatif kebebasan bereskpresi musikus, serta semangat juang untuk terus berkarya tanpa dikekang selara pasar.

Menyinggung sedikit lagu dan lirik, tak jarang para musikus menciptakan lirik seolah ‘menyentil’ suatu pihak. Misalnya band .Feast dalam lagu mereka “Tarian Penghancur Raya” jika dilihat dari visual yang ada dalam video clip mereka ingin menyampaikan kritik terhadap kabut asap yang kemarin hampir melumpuhkan Kalimantan dan Riau. Masih dalam video klip, .Feast juga mengkritik tentang sikap penolakan salah satu ormas terhadap gelaran Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi, divideo tertulis “Pada tahun 2018, Tari Gandrung dari Banyuwangi dipermasalahkan oleh beberapa kelompok masyarakat tertentu. Ia adalah satu dari sekian banyak warisan asli kebudayaan Indonesia yang terancam keberadaannya karena satu dan lain hal”, dari kalimat itu .Feast mencoba mengingatkan kembali bahwa tidak hanya lingkungan saja yang terancam eksistensinya, tetapi juga budaya lokal, seperti tari-tarian yang menjadi ciri khas nusantara.

Dengan ini, para pecinta dan penikmat musik indie semakin pintar dalam memaknai suatu kata, bukan karena ingin terlihat “berbeda” lantas menyalahartikan sesuatu. Namun balik lagi, apapun sebutannya, fungsi musik tetaplah keindahannya untuk kita nikmati. Biarlah musikus memiliki jalan sendiri dalam mengespresikan karyanya mau itu melalui indie ataupun yang lainnya, karena pada dasarnya “seni itu bebas”. Tentunya tugas sebagai pedengar adalah mendukung serta mengapresiasi karya-karya musikus dengan membeli album asli mereka dan mendengarkannya dari platform resmi. Barulah bisa dikatakan kita penikmat yang baik dan bijaksana.


-oleh: Syiva Arziah

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

cr image: google.com

Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kota Madya yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Memiliki luas wilayah 38,438 yang berjarak 80 KM dari kota Medan (Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara) atau hanya membutuhkan waktu 2,5 jam perjalanan. Karena terletak pada lintas utama Sumatera menjadikan Kota Tebing Tinggi sebagai penghubung lintas diagonal ruas Jalan Tebing Tinggi – Pematangsiantar – Parapat, Balige hingga Siborong-borong. Orang-orang yang bermukim di Kota Tebing Tinggi terdiri dari suku bangsa Melayu, Batak, Jawa, dan Tionghoa yang menjadikan Kota Tebing Tinggi memiliki keunikan tersendiri.

Sepanjang perjalanan menuju Kota Tebing Tinggi akan disuguhkan pemandangan pohon-pohon sawit serta pohon-pohon besar lainnya yang tersusun rapi yang membuat decak kagum. Barulah, ketika sampai di gapura “Selamat Datang Di Kota Tebing Tinggi” akan terasa hawa-hawa melayu yang khas.

Karena etnik melayu yang masih kental tak jarang disepanjang jalan masih bisa ditemukan bagunan-bangunan khas melayu yang berdiri kokoh atau bangunan-bangunan China kuno yang menarik dan jika ditelisik lebih dalam memiliki makna sejarah. Selain itu, kearifan lokal melayu ini bisa dijadikan objek wisata sekaligus menambah informasi, seperti bangunan bekas Istana Kerajaan Padang di Jl. KF Tandean, Bulian. Istana ini masih bertahan meskipun bukan bangunan utuh karena semakin termakan zaman pun bekas bangunan Kerjaan Padang ini sekarang diurus oleh waris kerajaan.

Ada pula rumah melayu lama dibeberapa tempat, seperti di daerah Bulian Ujung bekas kediaman Tengku Tokoh, yang memiliki ornamen melayu. Di Jl. Syech Baringin, terdapat sebuah makam seorang Sufi bernama Tuan Syech Baringin yang disegani pada masanya. Masih dilokasi yang sama, berdiri bekas rumah kediaman Syech Baringin yang memiliki bangunan mirip Rumah Gadang Sumatera Barat, namun sayangnya kondisi bangunan sudah sangat memprihatinkan karena semakin tergerus usia. Selain itu terdapat makam Datu Ganjang yang terletak di Jl. Darat yang memiliki historis berkaitan dengan Kota Tebing Tinggi, disebut Makam Datu Ganjang karena makam tua tersebut memiki ukuran yang tidak biasa yaitu lebih dari 7 meter, namun sayangnya objek sejarah ini luput dari perhatian pemerintah setempat.

Menelusuri lagi objek wisata, di Kota Tebing Tinggi memiliki tempat wisata yang wajib dikunjungi antara lain Water Park Gundaling yang bisa dikunjungi bersama keluarga karena memiliki kolam renang dengan ukuran kedalaman yang berbeda-beda dan sangat cocok dijadikan referensi liburan akhir pekan. Selanjutnya, Museum Kota Tebing Tinggi yang berlokasi di tengah-tengah kota, berisi macam-macam koleksi benda bersejarah seperti peralatan perang zaman VOC dan zaman Jepang, radio kuno, timbangan, kerajinan tangan dan masih banyak lagi.

Lalu ada Masjid air hangat, nama sebenarnya masjid ini adalah Masjid Al-Hikmah, namun memiliki keunikan air yang digunakan untuk wudhu bersuhu hangat, mengapa demikian? Menurut sejarah pada tahun 1960-an ketika masjid ini dibangun, sumber mata air yang digunakan berasal dari sumber air panas didalam perut bumi yang dibangun Belanda pada tahun 1928. Selain Water Park Gundaling, referensi wisata air yang paling populer di Kota Tebing Tinggi adalah Kolam Renang Lubuk Indah. Kolam Renang ini terletak di Jl. Gatot Subroto. Tak hanya menyediakan 2 kolam renang, pengelola juga menyediakan kolam pemancingan hingga spot-spot foto yang instagramable bagi pengunjung untuk mengabadikan momen liburan.

Tidak lengkap rasanya berjalan-jalan di Kota Tebing Tinggi kalau belum mengunjungi Masjid Agung Tebing Tinggi. Masjid Agung ini terletak di jalan lintas Medan-Pematang Siantar menjadikan Masjid ini sebagai tempat beribadah bagi warga sekitar bahkan pendatang. Masjid Agung Tebing Tinggi mampu menampung hingga 3000 jamaah. Setelah diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara, Bapak Edy Rahmayadi, masjid ini terus melanjutkan pembangunan hingga sampai saat ini.

Karena julukan “Kota Lemang” tentunya membuat Kota Tebing Tinggi menjadi tempat surganya makanan bagi pecinta kuliner. Bahkan ketika mulai memasuki wilayah Kota Tebing Tinggi akan banyak sekali ditemukan orang-orang yang menjajakan lemang disepanjang pinggiran jalan. Dengan bentuk serta harga yang beragam pula. Tak hanya itu, roti kacang sebagai oleh-oleh khas Kota Tebing Tinggi yang bisa menjadi pilihan ketika ingin membelikan untuk sanak saudara di kampung halaman.

Ada pula beberapa lokasi yang dapat dijadikan tempat nongkrong sekaligus wisata kulineran ketika kita berada di Kota Tebing Tinggi, yaitu Pasar Kaget, pasar ini bukan menjual bahan-bahan pokok seperti fungsi pasar pada umumnya melainkan menjual berbagai jenis makanan dan minuman, mulai dari lemang, martabak, roti cane, roti jhon, cendol, es dawet, dan masih banyak lagi. Biasanya pasar kaget ini mulai beroperasi dari jam 4 sore hingga larut malam.

Selanjutnya ada, Lapangan Merdeka atau lebih dikenal dengan Lapangan Sri Mersing, sebenarnya lapangan ini digunakan ketika ada event atau hal-hal yang sifatnya mengumpulkan orang banyak, namun diseputaran luar jalan Lapangan Sri Mersing ketika malam hari tiba, akan banyak orang-orang yang berjualan makanan serta minuman dengan berbagai macam jenis seperti burger, kebab, waffle, minuman-minuman kekinian serta masih banyak yang lainnya. Uniknya, Lapangan Sri Mersing ini dijadikan anak muda sebagai tempat nongkrong atau melakukan berbagai aktifitas, bisa terlihat pada saat malam kamis atau malam minggu. Muda – mudi akan memadati Lapangan Sri Mersing tersebut. Tidak hanya mengenyangkan perut namun juga bisa menambah informasi sejarah, jika berkunjung kedalam halaman Lapangan Sri Mersing ini terdapat Tugu Peringatan 13 Desember 1945 yang merupakan tugu yang dibangun untuk mengingat jasa-jasa para pahlawan. Dengan relief berbentuk bingkai perisai yang diapit padi dan kapas dengan latar belakang perbukitan, dan dibawah symbol terdapat sebuah tulisan “Esa Hilang Dua Terbilang”, yang kini menjadi motto Kota Tebing Tinggi.

Hampir sama dengan Lapangan Sri Mersing, Taman Kota Tebing Tinggi juga merupakan lokasi surga kuliner. Penjual menjajakan makanan dan minuman kekinian yang tidak begitu merogoh kantong. Bedanya, penjual mulai berjualan dari siang hari dan di Taman Kota ini juga banyak orang yang memanfaatkan untuk berjogging di pagi ataupun sore hari. Membuat tempat ini selalu ramai setiap harinya.

Selain tempat-tempat surga kuliner diatas, disekitaran tengah kota Tebing Tinggi terdapat banyak kafetaria yang bisa dijadikan pilihan untuk memanjakan perut. Juga ada gerai untuk pecinta kopi, yaitu Kopi Dolok yang terletak di pelataran halaman Ramyana Tebing Tinggi. Masih ingin yang unik-unik? Di Kota Tebing Tinggi ada kudapan khas India yang bisa dijumpai di restoran India yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani. Restoran ini selalu ramai karena memang hidangan yang disajikan sangat lezat dengan harga terjangkau dan menu yang bervariasi.

Yang tak kalah unik adalah budaya becak yang ada di Kota Tebing Tinggi. Jika di daerah lain becak hanya dijadikan sebagai moda transportasi, lain halnya di Kota Tebing Tinggi, di kota ini becak dijadikan kendaraan untuk berwisata. Biasa rasanya jika ditemui becak yang didandan sedemikan rupa dengan isi penumpang 8-10 orang, lalu mengelilingi Kota Tebing Tinggi dimalam hari. Pasti menambah keseruan wisata.

           Dengan segala keunikan suku, budaya, hingga julukan Kota Tebing Tinggi tak salah rasanya jika menjadikan Kota Tebing Tinggi sebagai pilihan berwisata apalagi jika bersama keluarga. 


-oleh: Syiva Arziah
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

cr image: google.com

Sejak WHO mengumumkan virus Corona (Covid-19) menjadi pandemik global pada 12 Maret 2020 lalu keadaan dunia menjadi sangat chaos, termasuk negara Indonesia. Dengan cepat tanggap pemerintah Indonesia mengeluarkan protokol kesehatan terkait penanganan Covid-19, mulai dari kampanye cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, himbauan menjaga jarak (tidak membuat kerumunan massa), menetapkan aturan “dirumah aja” dalam kegiatan belajar mengajar, baik sekolah maupun perguruan tinggi, hingga membatasi aktivitas masyarakat diluar rumah. Karena masyarakat diminta untuk karantina mandiri dirumah masing-masing selama 14 hari demi memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Dengan ditetapkannya aturan pemerintah ini, tentu saja mengubah kebiasaan masyarakat, yang tadinya bisa bekerja dengan lancar kini banyak orang yang kehilangan pekerjaan karena di PHK. Lalu, siswa/mahasiswa terhambat dalam melaksanakan pendidikan karena KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) harus dilaksanakan secara online, yang mana dalam pelaksanaannya masih banyak menemui kendala. Dan yang sangat menyedihkan adalah, banyak sanak saudara di perantauan tidak bisa pulang ke kampung halaman mereka. Karena jika mereka kembali ke kampung halaman ditakutkan akan membawa virus dan tidak sadar mereka bisa menjadi carrier (pembawa virus tanpa ada tampak gelaja).

            Seperti yang terjadi di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Di bulan Ramadhan tahun ini terasa sangat berbeda. Akibat covid-19 keadaan kota menjadi agak sepi. Suasana Ramadhan pun tidak begitu terasa sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Pun begitu, tidak menyurutkan antusias masyarakat untuk melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan kali ini.

Perubahan suasana ini tampak jelas, jika biasanya banyak penjual takjil yang berjualan baik dikota maupun disekitar rumah-rumah warga, pada Ramdhan kali ini hanya segelintir masyarakat saja yang berjualan. Kegiatan ngabuburit yang biasanya sangat seru namun kali ini berbeda, ngabuburit hanya dilakukan disekitaran rumah saja. Tapi ada juga masyarakat yang “bandel” dan tetap ngabuburit keliling kota. Yang tidak berubah adalah sholat tarawih. Karena Kota Tebing Tinggi masih dikategorikan zona hijau, jadi beberapa masjid masih melaksanakan sholat tarawih seperti biasa. Namun tetap saja, ini akan sangat membahayakan karena menciptakan kerumunan massa.

Keharuan terasa saat malam takbiran tiba. Takbir berkumandang dengan indah namun tidak dengan kegundahan hati yang menahan rindu akan sanak saudara. Setelah melewati puasa Ramadhan selama 30 hari, bulan syawal pun tiba. Semuanya kembali ke fitrah. Terasa haru karena maaf-maafan hanya bisa dilakukan melalui ponsel pintar dengan memanfaatkan aplikasi penghubung videocall. Tidak ada berkumpul keluarga, tidak ada sungkeman. Hambar rasanya. Tapi yang tetap ada adalah makan ketupat lontong. Walau Idul Fitri terasa hambar namun tradisi ini tidak akan pernah pudar.

Dan pada akhirnya, kita harus tetap terus berdoa agar Covid-19 ini segera berakhir, supaya kehidupan bisa berjalan normal lagi. Tetap patuhi himbauan pemerintah demi kemaslahatan bersama.


 -oleh: Syiva Arziah

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

cr image: google.com

Seperti yang diketahui, saat ini dunia sedang dilanda virus mematikan, virus ini disebut dengan virus Corona (Covid-19). Virus Corona adalah virus menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut. Pandemi wabah ini bermula pada bulan Desember 2019 di Wuhan, China. Dan mulai sejak itu penyebaran virus secara global terjadi keseluruh dunia termasuk di Indonesia dan sedang dirasakan sampai detik ini.

Di Indonesia sendiri virus Corona mulai menyerang sejak bulan Maret 2020 kemarin. Saat itu Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pasien 01 dan 02 telah terindikasi virus Corona. Dan setelahnya, pada 12 Maret 2020 WHO mengumumkan bahwa virus Corona menjadi wabah pandemi global.

Keadaan Indonesia sungguh chaos. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah, mulai dari mengeluarkan himbauan (oleh pemerintah pusat hingga daerah), mendatangkan alat test virus Corona, pembatasan zona masuk baik dalam maupun luar negeri- dari laut ataupun udara, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di ibukota menyusul di daerah, menutup mall hingga tempat ibadah, himbauan belajar serta bekerja dari rumah, dan upaya-upaya lain dilakukan agar pandemi cepat berlalu.

Penurunan ekonomi pun tak terhindarkan. Banyak pekerja yang di PHK sehingga menambah angka pengangguran dan kemiskinan. Sementara itu, dunia pendidikan juga kacau balau, sekolah dan universitas dihimbau untuk melanjutkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dari rumah melalui daring (online). Tentu saja banyak keluhan yang terjadi selama penerapan sistem ini. Keluhan ditiadakannya kegiatan KBM secara tatap muka hingga penerapan sistem daring yang rencananya akan memakan waktu yang sangat lama membuat banyak guru, dosen, siswa dan mahasiswa memutar otak agar dapat tercipta kegiatan KBM yang nyaman.

Namun disatu sisi, pemanfaatan daring ini justru memberi warna baru dalam sistem pendidikan Indonesia yang selama ini masih terkesan monoton. Menuntut guru dan siswa agar selalu kreatif dan inovatif menciptakan metode-metode mengajar yang baru meskipun harus belajar dari rumah sambil berupaya memutus rantai penyebaran virus Corona.

Memanfaatkan sistem daring berarti berbicara tentang yang ada didalamnya, salah satunya aplikasi pendukung. Dengan adanya aplikasi menjadikan KBM dapat berjalan dengan sangat cepat. Tetapi kurangnya adalah, materi yang disampaikan oleh pendidik tidak tersampaikan sepenuhnya seperti saat KBM dengan tatap muka.

Seperti yang sudah disinggung diatas, banyak keluhan yang terjadi ketika sistem ini diterapkan. Akses jaringan yang tidak memadai juga belum semua tenaga pendidik terampil dalam upaya pengaplikasian sistem ini. Masih banyak problem yang terkait dengan metode pembelajaran daring ini.

Contohnya, dikutip dari www.uii.ac.id (dalam sebuah artikel “Realita Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi) dikatakan bahwa pembelajaran sistem daring ini menghadirkan masalah yang berbeda-beda. Menurut Nanik (masih dalam artikel yang sama) ia menyampaikan bahwa ada seorang guru negeri ditempatkan di tempat yang jauh, tidak ada listrik dan hampir semua orang tua siswa berpikir lebih baik anaknya membantu mereka bekerja dari pada harus bersekolah. Tentu ini menjadi hal yang sangat miris, karena penerapan sistem ini dianggap “libur panjang” padahal seharusnya teteap belajar dari rumah. Yang seperti ini selayaknya menjadi perhatian pemerintah.

Sitem pembelajaran daring ini merupakan bentuk implementasi dari sosial distancing dan physical distancing yang diterapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah guna mencegah semakin menyebarnya virus Corona keberbagai titik. Agar semuanya dapat kembali normal seperti semula.

Secara tidak langsung, penerapan sitem daring ini menimbulkan dua keuntungan: Pertama, pemerintah harus bisa dan selalu menyiapkan infrastruktur sebagai pendukung kelas online yang diperlukan. Kedua, banyak ahli yang dapat mendedikasikan temuannya baik berupa software aplikasi sebagai sarana pendukung sitem belajar daring ini.

Oleh karenanya, dimulai dari diri sendiri, harus mau terus belajar agar memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi informasi. Ada banyak aplikasi pendukung yang dapat diakses selama penerapan kelas online ini, dan tentunya harus mempunyai jaringan internet untuk mengaksesnya.

Aplikasi-aplikasi tersebut antara lain, WhatsApp Grup, Google Classroom, Zoom, Jitsi Meet, Ruang Guru, Line, Instagram, Telegram, Schoology dan lain sebagainya. Dari masing-masing aplikasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Salah satu aplikasi yang populer digunakan oleh tenaga pendidik adalah WhatsApp Grup dan Google Classrom.

WhatsApp grup dipilih karena praktis serta aksesnya yang cepat dan mudah. Biasanya tenaga pendidik akan mengirimkan tugas via WhatsApp Grup, tugas bisa berbentuk dokumen, pdf, atau lainnya yang kemudian dapat di unduh oleh siswa/mahasiswa. Bisa juga berdiskusi via grup, mengirim materi ke grup dan akan ditanggapi oleh peserta yang lain. Fitur lainnya yang dapat digunakan adalah pesan suara, jadi memudahkan jika ingin memberikan penjelasan materi yang terlampau panjang.

Selanjutnya, google classroom. Aplikasi keluaran google satu ini bisa digunakan oleh tenaga pendidik dengan hanya membuat golongan kelas sesuai dengan banyaknya kelas yang diajar. Tenaga pendidik akan memberikan tugas yang nantinya juga dapat langsung dikirim dengan cepat apabila sudah selesai dikerjakan. Pengiriman bisa berbentuk dokumen hingga format .jpg

Dengan segala kemelut yang terjadi menimpa dunia pendidikan Indonesia sejak pandemi ini sudah sepatutnya kita mulai belajar lagi, tenaga pendidik dan yang di didik sama-sama belajar. Memanfaatkan fasilitas meski terbatas. Mulai munculkan inovasi agar ada pembaruan setiap hari. Karena mau tak mau teknologi akan semakin canggih kedepannya. Juga, semoga pandemi ini semoga segera berakhir sehigga bisa beraktiftas seperti sedia kala.

-oleh: Syiva Arziah

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

cr image: google.com

Dua puluh satu (21) tahun silam adalah masa-masa tersuram bagi bangsa Indonesia, bagaimana tidak, saat itu banyak mahasiswa yang bentrok dengan aparat kepolisian dan militer, orang-orang yang tidak bersalah juga kena getahnya. Keadaan Indonesia sangat kacau, terutama di bidang perekonomian. Saat itu Indonesia dilanda kriris keuangan global (krisis moneter). Mulai dari pelemahan nilai tukar rupiah, kenaikan inflasi serta lambatnya pertumbuhan perekonomian. Tak hanya itu saja, pada saat itu juga terjadi musibah nasional yang datang secara bertubi-tubi seperti, kegagalan panen di banyak tempat karena musim kering yang panjang dan terparah selama 50 tahun terakhir, penyebaran hama, kebakaran hutan secara besar-besaran di Kalimantan dan peristiwa kerusuhan yang melanda banyak kota pada pertengahan Mei 1998.

Dikutip dari Eddy Suandi Hamid (2017), melemahnya nilai tukar rupiah pada saat itu karena adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu defisit transaksi berjalan Indonesia cenderung membesar dari tahun ketahun, faktor eksternal yang mendorong terjadinya krisis moneter adalah finansial di tiga kutub dunia yaitu Amerika Serikat, Eropa dan Jepang pada paruh kedua dekade 1990-an, karena perekonomian yang dialami Jepang dan proses ekonomi-politik penyatuan mata uang Eropa.

Kriris moneter yang terjadi ini sempat menimbulkan kecemasan di kalangan rakyat jelata, mereka yang awam akan masalah perekonomian bangsa beranggapan bahwa pemerintah orde baru tidak mampu mengatasi persoalan yang sulit. Di tambah lagi utang luar negeri Indonesia yang terlalu banyak (sejak 1965) telah membuat pemerintah terlena dengan resiko yang akan ditanggung di masa depan.

Jika melihat lagi kebelakang, tidak hanya merosotnya nilai tukar rupiah saja yang menjadi faktor penyebab krisis moneter, ada juga; karena Indonesia menganut sistem devisa yang terlalu bebas menjadikan perusahaan-perusahaan besar bermain di pasar valas, juga bebasnya membuka rekening di luar maupun dalam negeri. Valas bebas diperdagangkan di dalam negeri sementara rupiah juga bebas diperdagangkan di pusat-pusat keuangan di luar negeri. Lalu, penurunan tingkat depresif rupiah yang relatif rendah, ada juga utang luar negeri milik swasta yang jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan, adanya permainan di lingkaran spekulan asing, kebijakan fiskal moneter yang tidak konsisten, juga ikutnya spekulan domestik bermain hingga krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sehingga banyak masyarakat yang membeli dollar Amerika Serikat agar nilai kekayaan mereka tidak merosot dan malah menarik keuntungan dari kemerosotan itu.

Krisis moneter yang terjadi ini disebut juga sebagai krisis fundamental, meskipun pada saat itu fundamental ekonomi Indonesia terbilang cukup kuat; laju inflasi terkendali, tingkat pengangguran relatif rendah, neraca pembayaran secara keseluruhan masih surplus meskipun defisit neraca berjalan cenderung membesar. Pun demikian, agar supaya tidak terjadi kebobrokan fundamental, hendaknya Indonesia melakukan reformasi ekonomi yaitu dengan cara memperbaiki fundamental ekonomi yang bertitik tolak menaikkan sistem kurs, meciptakan politik dan keamanan, melakukan reformasi terhadapp hukum dan birokrasi, dan melakukan pemutihan utang luar negeri.

Terkait dengan itu semua, di tahun 2020 ekonomi Indonesia terancam kembali merosot. Bahkan diprediksi lebih parah dari tahun 1998. Resesi ekonomi global yang menyebabkan itu semua. Seperti yang dikutip dari wikipedia.com, resesi adalah kondisi di mana produk domestik bruto (GDP) mengalami penurunan. Adanya penurunan simultan diseluruh aktivitas ekonomi turut menciptakan keadaan di mana pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih. Bahkan kebijakan UMKM dari pemerintah dinilai tidak bisa diandalkan untuk mengatasi resesi ekonomi ini.

Menurut seorang ekonom, Indef  Bhima Yudhistira, saat ini resesi sudah lebih kompleks dibanding pada era 1998. Bahkan perang dagang tidak bisa disimpulkan jadi penyebab utama resesi. Masih terdapat faktor lain seperti Brexit maupun kondisi geopolitik Asia yang juga tak baik. Resesi ekonomi 2020 ini dinilai akan kembali pulih pada 2023-2024.

UMKM sendiri saat ini sudah banyak memperdagangkan barang impor yang diperjual belikan melalui platform digital, keadaan ini sebenarnya sangat disayangkan mengingat resiko yang ditanggung akan lebih berat. Dan jika benar terjadi resesi, bisa di pastikan barang-barang impor tersebut akan mengalami kenaikan yang drastis dan UMKM berisiko gulung tikar.

Meski begitu, bisnis melalui platform digital, digadang-gadang akan menjadi solusi untuk meminimalisir resesi, karena dengan itu, banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga kerja. Juga, permintaan akan bisnis yang berbasis digital semakin tinggi. Namun sangat disayangkan kebanyakan investor atau pebisnis digital platform ini justru datang dari orang asing. Masih mengutip dari Bhima, menurutnya, pada waktu tertentu akan mungkin terjadi fenomena gelembung yang sangat besar dan nantinya akan pecah. Di mana ketika tidak ada investor baru yang akan menangani, ekonomi digital akan menjadi bencana bagi bangsa Indonesia.

Jika di hitung, defisit anggaran hingga akhir 2019 kemungkinan mencapai Rp305 triliun (Direktur Data Indonesia, Herry Gunawan). Kondisi yang demikian akan membuat pemerintah untuk terus membuka peluang mencari utang untuk menutup defisit anggaran. Dan hingga Juli 2019, total uang pemerintah mencapai Rp 4.603 triliun, sebanyak 83% atau Rp 3.821 triliun di antaranya dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN). Juga menurut data, dari sisi kategori kewarganegaraan, pemegang surat utang Indonesia sebagian besar adalah non residen (asing), yaitu sebesar 51,12%.

Dengan ini, sudah seharusnya Bank Indonesia membuat kebijakan serta mengarut interaksi antara makroekonomi dengan mikroekonomi. Kebijakan ini dibuat agar menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung kestabilan perekonomian Indonesia. Selain itu, di harapkan agar Bank Indonesia menjaga kestabilitasan sistem keuangan Indonesia dalam segala kondisi, sekarang maupun di 2020 nanti.


 -oleh: Syiva Arziah


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

cr image: google.com


Mulai banyak kekhawatiran yang muncul akan terjadinya krisis ekonomi tahun ini. Berita buruk yang beredar di media massa maupun media sosial memaksa kami untuk membahas hal ini. Dunia terhentak. Tidak menyangka dampak wabah Covid-19 akan sebesar ini. Semua negara, termasuk negara-negara seperti Amerika, Inggris, Jerman, dan Jepang, tergagap-gagap merespons wabah Covid-19 Mereka tidak memperkirakan wabah Covid-19 akan sangat cepat menyebar ke seluruh dunia dan berdampak begitu besar terhadap perekonomian. Meskipun lambat menyadari, semua negara sepakat bila dunia sedang menyongsong sebuah krisis besar. Mereka kemudian seakan berlomba mengambil kebijakan mengantisipasi krisis.

Stimulus dikucurkan besar-besaran, hampir tak berbatas. Demikian juga dengan Indonesia. Pemerintah yang awalnya under estimate akan potensi dampak wabah Covid-19 secara bertahap mengubah pandangannya. Skenario terburuk sudah terbayang. Krisis ekonomi seperti sudah di depan mata. Bisa bertahan di zona pertumbuhan positif akan menjadi prestasi yang sangat bagus. Transmisi Krisis Seperti apa krisis yang mungkin terjadi pada tahun ini? Banyak yang meyakini krisis tahun ini akan lebih buruk dibandingkan krisis tahun 1998.

Semua orang bebas berbendapat. Tapi kondisi tahun 1998/99 dengan tahun ini jelas berbeda. Sebelum krisis 1998, Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu keajaiban Asia. Namun sesungguhnya perekonomian Indonesia ketika itu sangat rapuh. Guru besar Universitas Kyoto Jepang, Yoshihara Kunio, dalam bukunya Kapitalisme Semu di Asia Tenggara (diterbitkan oleh LP3ES pada tahun 1990), menyimpulkan bahwa perekonomian negara Asean (termasuk Indonesia) dibangun oleh para pemburu rente dan spekulator dengan dukungan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Konglomerasi di Indonesia keropos, tidak punya fondasi yang kokoh. Tidak heran ketika terjadi krisis, nilai tukar pada pertengahan 1997 berguguran dan dengan cepat memicu kredit macet. Perbankan yang pada saat itu memang lemah dalam pengaturan dan pengawasan tidak mampu menghadapi gelombang kredit macet. Modal bank terkuras habis dan masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap bank. Krisis nilai tukar berganti krisis perbankan. Pemerintah dan Bank Indonesia sama sekali tidak siap. Berbagai kebijakan diambil secara coba-coba atas kendali IMF. Terbukti kemudian sebagian besar kebijakan tersebut tidak tepat dan justru menjerumuskan Indonesia ke jurang krisis ekonomi yang lebih dalam. Tekanan terhadap perekonomian Indonesia pada 2020 ini jauh lebih besar dibandingkan tahun 1998/99. Tahun ini tantangan kita bukan sekadar gejolak nilai tukar, melainkan pandemi Covid-19 yang melumpuhkan hampir seluruh Negara di dunia.

Perekonomian kita, mulai dari sektor pariwisata dan turunannya seperti hotel dan restauran, transportasi darat dan laut, hingga sektor manufaktur yang sesungguhnya relatif baikbaik saja, tiba-tiba harus melambat dan kemudian berhenti beroperasi akibat dari wabah Covid-19. Berbeda dengan tahun 1998/99, tahun ini usaha mikro dan kecil menjadi sektor yang paling duluan terhempas oleh pandemi Covid-19. 

Jika dulu sektor informal, termasuk ojek, menjadi wadah penampungan mereka yang terkena PHK, tahun ini mereka justru yang pertama kehilangan pekerjaan dan pendapatan. Perusahaan menengah besar sejauh ini belum terseret krisis. Tapi ditutupnya pabrik dan kantor di tengah kebijakan pembatasan sosial jelas memutus aliran masuk penerimaan perusahaan. Sementara di sisi lain, pengeluaran jalan terus. Karyawan harus digaji, cicilan pokok dan bunga utang bank harus dibayar, kewajiban pajak juga harus dipenuhi, dan biaya operasional seperti listrik dan air mau tidak mau tetap harus dilunasi. Perusahaan yang masih memiliki cadangan kas bisa bertahan dua tiga bulan. Tapi bila dibiarkan terus tanpa bantuan dari pemerintah, perusahaan pasti akan collapse dan memicu terjadinya gelombang kredit macet. Krisis perbankan akan terjadi dan memicu krisis ekonomi yang lebih besar. Berharap dari Stimulus Fiskal Berbeda dengan tahun 1998/99, sekarang kita punya infrastruktur kelembagaan yang lebih siap untuk menghindari krisis. Kita punya OJK dan LPS yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan bersama Kemenkeu dan BI, lengkap dengan protokol penanganan krisis. 

Para pengambil kebijakan juga cukup tanggap menghadapi krisis. Ini dibuktikan dengan berbagai kebijakan yang sudah diambil oleh masing-masing Lembaga. Stimulus fiskal yang disiapkan Kemenkeu adalah kebijakan yang tepat. Terlepas dari nilainya yang diperkirakan masih terlalu kecil, tetapi peruntukannya sudah sesuai yang kita butuhkan untuk menghindari krisis, yaitu meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa mempercepat penanggulangan wabah, meningkatkan jaring pengaman sosial untuk membantu masyarakat kecil yang terdampak, serta meningkatkan ketahanan dunia usaha. Stimulus fiskal untuk meningkatkan ketahanan dunia usaha akan menjadi kunci untuk menghindari krisis. Dengan bantuan pelonggaran pajak, tekanan defisit aliran kas yang dialami dunia usaha akan terkurangi. Dunia usaha juga semakin terbantu oleh kebijakan OJK yang mempermudah restrukturisasi kredit, sehingga kewajiban pembayaran cicilan pokok dan bunga kredit bisa dikurangi menyesuaikan kemampuan perusahaan. Pelonggaran restrukturisasi sekaligus juga meningkatkan ketahanan perbankan dan lembaga pembiayan dari tekanan kredit macet. 

Efektivitas stimulus fiskal sangat ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan dalam eksekusi. Kita tidak punya waktu untuk berdiskusi. Ketepatan sangat mungkin dikorbankan untuk mengejar kecepatan. Masyarakat dan dunia usaha yang terdampak wabah Covid-19 tidak bisa menunggu. Di sisi lain, pembiayaan stimulus fiskal juga harus diputuskan cepat. Perpu dalam hal ini adalah antisipasi tepat dari pemerintah untuk membuka ruang pembiayaan stimulus fiskal oleh Bank Indonesia. Potensi terjadinya krisis pada tahun ini adalah nyata. Bukan karena perekonomian kita lemah dan rapuh tetapi lebih dikarenakan permasalahannya yang lebih berat dan kompleks. Meskipun potensinya besar, krisis belum terjadi dan masih bisa dihindari . tanrangan yang kita hadapi memang sangat besar dan sulit diprediksi. Tapi banyak alasan untuk tetap optimis. 

        Berdasarkan data Kemenaker per 20 April 2020, terdapat 2.084.593 pekerja dari 116.370 perusahaan dirumahkan dan kena PHK akibat terimbas pandemi corona ini. Adapun rinciannya, sektor formal 1.304.777 pekerja dirumahkan dari 43.690 perusahaan. Sementara yang terkena PHK mencapai 241.431 orang dari 41.236 perusahaan.

        Dampak pandemi global COVID-19 ini sangat signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pelemahan perekonomian diproyeksikan akan terjadi selama 4-6 bulan ke depan. Bahkan bisa jadi lebih lama, karena kita belum bisa memprediksikan kapan wabah ini bisa teratasi dengan tuntas.

        Pada fase awal wabah ini di Indonesia, sektor pariwisata, penerbangan, perhotelan, ritel dan restoran langsung terpukul. Dampak terhadap sektor lain, perlahan akan semakin terasakan. Hal ini tentu akan berimbas pada nasib pekerja. Meski pun Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah meminta pengusaha tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), namun opsi ini dikhawatirkan masih akan ditempuh dalam menghadapi krisis saat ini.

        Di Jakarta saja telah ada sebanyak 162,416 pekerja telah di-PHK dan dirumahkan tanpa upah sebagai imbas COVID-19. Situasi krisis saat ini bisa jadi membuat pengusaha tidak punya pilihan lain selain melakukan PHK karena mereka harus menekan biaya operasional besar-besaran. Namun Undang-Undang (UU) No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sudah menegaskan bahwa PHK seharusnya menjadi langkah terakhir yang ditempuh. Sebelum melakukan PHK, UU Ketenagakerjaan mengatur bagaimana pengusaha, buruh, serikat buruh, dan pemerintah harus bekerja sama agar tidak terjadi PHK.

        Opsi PHK bisa jadi langkah terakhir yang akan ditempuh. Langkah ini menjadi situasi buruk terutama bagi pekerja. PHK akan berdampak sangat serius pada perekonomian keluarga pekerja. Di sisi lain, pengusaha juga dalam posisi yang sulit karena harus memenuhi kewajiban bagi karyawan yang mengalami PHK.

    Tugas pemerintah dan kita dalam menyelesaikan pandemi COVID-19 ini masih panjang. Penyelamatan warga dan menekan penyebaran virus menjadi fokus utama saat ini. Kita berharap pandemi COVID-19 ini bisa segera teratasi dengan tuntas sehingga pemerintah dengan dukungan semua pihak bisa segera memulihkan ekonomi.

-oleh: Yossi Zulmis Sandra
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

cr image: google.com

Generasi millenial sudah sering kali terdengar dan sudah tidak asing saat ini. Yang biasa disebut Generasi Millenial adalah generasi yang lahir ditahun 1980 sampai tahun 2000'an. Millenial selalu berkaitan dengan teknologi dan menjadi sorot utama pada saat ini, baik di media maupun di masyarakat. Disebut berkaitan dengan teknologi karena generasi ini open minded terhadap teknologi. Peran generasi millenial ini sangat besar di era digital, dengan kecanggihan smartphone mereka sudah bisa membuat berbagai konten dan bisa mengakses apa saja dengan mudah. Dengan ide-ide kreatif, mereka bisa memulai karirnya menjadi content creator, youtuber, dan juga membuka onlineshop. Sering kali banyak dari mereka yang sukses berkat kemajuan teknologi saat ini.

Berbicara mengenai kemajuan teknologi, Di era millenial ini majalah sudah bisa berbasis online atau yang biasa disebut dengan "Online Magazine" majalah ini tidak menggunakan bahan kertas melainkan dalam bentuk file yang dapat di akses dengan mudah oleh masyarakat melalui internet.

Dalam penggunaan teknologi kita juga harus bisa memilih dan memilah konten yang benar. Namun masih sering kita jumpai masih banyak orang yang menyalah gunakan penggunaan teknologi. Misalnya dengan mengakses konten yang tidak benar yang bisa berdampak buruk tidak hanya pada dirinya melainkan bisa merugikan orang lain. Oleh karena itu sebagai generasi bangsa yang cerdas kita harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik dan mengembangkan ide-ide kreatif dengan kemudahan teknologi yang ada.

Saat ini Indonesia sudah memasuki revolusi industri 4.0 yang mana seluruh kegiatan kita sehari-hari sudah terintegrasi oleh IT. Layaknya sebuah kewajiban, internet saat ini pun tak lepas dari genggaman kita, khususnya generasi millenial indonesia.

Berdasarkan penetrasi penggunaan internet oleh APJII pada tahun 2017 menunjukkan 143,26 juta jiwa atau 54,7% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dengan komposisi pengguna terbanyak ada di rentang usia 18-34 tahun sebesar 49,52%. Internet tidak melulu membahas mengenai penggunaan media sosial sebatas facebook, instagram ataupun twitter, namun internet juga mampu beralih fungsi menjadi "ladang rupiah" bagi siapapun yang piawai dan kreatif menggunakannya.

Ya! Salah satunya adalah E-commerce atau electronic commerce. Menurut Loudon (1998), e-commerce merupakan kumpulan teknologi, aplikasi, dan bisnis yang menghubungkan perusahaan atau perseorangan sebagai konsumen untuk melakukan transaksi elektronik, pertukaran barang, dan pertukaran informasi melalui internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya.

Membahas mengenai e-commerce di dunia ekonomi digital, tentu kita tidak bisa terlepas dengan yang namanya IT, kebutuhan hidup yang setiap hari meningkat, keinganan setiap orang untuk melakukan segala sesuatu hal dengan praktis dan tentunya penekanan harga yang ingin jauh lebih murah agar menciptakan daya tarik penjualan agar bisa menjangkau semua kalangan.

Pertumbuhan industri e-commerce justru semakin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi tanah air, potensi industri e-commerce di Indonesia memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia. Tak hanya sekedar untuk mencari informasi dan chatting, masyarakat di kota-kota besar kini menjadikan internet terlebih lagi e-commerce sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Perilaku konsumtif dari puluhan juta orang kelas menengah di Indonesia menjadi alasan mengapa e-commerce di Indonesia akan terus berkembang.

Berbicara mengenai industri ini memang tidak semata membicarakan jual beli barang dan jasa via internet. Tetapi ada industri lain yang terhubung di dalamnya. Seperti penyediaan jasa layanan antar atau logistik, provider telekomunikasi, produsen perangkat pintar, dan lain-lain. Hal inilah yang membuat industri e-commerce harus dikawal agar mampu mendorong laju perekonomian nasional.

Solusi agar mampu memimpin generasi millenial dengan tepat, sekarang kita kaji empat cara untuk membangkitkan potensi mereka. Cara ini adalah bagian dari teknik memimpin generasi yang terkenal sangat inovatif dan kreatif tersebut. Empat cara itu tak lain adalah empat teknik memimpin yang harus dipahami dan dikuasai para leader generasi X dan Y dalam mengembangkan Generasi Z mencapai kinerja yang diharapkan, yaitu mampu dan mau berkontribusi, dan lebih penting lagi mau terus berprestasi bersama korporasi.

Cara pertama adalah, bangkitkan dengan cara encouraging ideas atau mendorong menyampaikan ide-ide kreatif dan inovatif-nya. Ingat generasi milenial sangat loyal terhadap kepentingan, jadi jika sanggup bersinergi dengan Kepentingan, maka percayalah mereka akan stay and stand strong dengan Anda. Ini terbukti secara efektif akan meningkatkan motivasi, karena mereka merasa sangat dihargai dan sangat dilibatkan.


-oleh: Yossi Zulmis Sandra
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments


cr image: google.com

            Selesai menjalankan bulan Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1441 H, tahun 2020 ini puasa dan lebaran terlihat berbeda dengan sebelumnya. Sebab, itu adanya pandemi Covid-19, masyarakat di tempat tinggalnya tidak bisa menikmati hari kebahagian seperti buka bersama bersama dengan keluarga dan teman hingga mudik juga dilarang yang diterapkan pemerintah sebagai untuk mengantisipasi masyarakat dalam pencegahan penularan wabah Covid-19.

            Mudik ini suatu keharusan yang menjadi setiap tradisi bangsa Indonesia, yang dilakukan keluarga, kerabat maupun teman-teman sehingga sekarang ini banyak di antara kita keterkaitan mudik di larang oleh pemerintah yang di berlakukan sejak 24 April 2020 lalu. Ada juga di antara kalangan lain tidak menerima hal ini, sontak membuat banyak orang yang protes keras.

            Mereka sangat kecewa, mengapa pemerintah melarang hak pribadi seperti ini? Padahal, mudik hanya dilakukan setahun sekali. Pemudik juga ngotot ingin pulang kampong, setiap orang merasa kerinduan berjumpa dengan sanak keluarga untuk bersilaturahmi atau berhubungan sosial dengan yang lainnya.

            Keputusan Jokowi atas larangan mudik lebaran ini juga telah direspon oleh kepala daerah  di Indonesia, salah satu Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi memberikan imbauan kepada warga Sumut terkait larangan mudik yang telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Imbauan ini dilansir pada kanal Youtobe resmi miliki Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

            Dalam video tersebut, Edy Rahmayadi menyampaikan warga Sumut tidak melakukan perjalanan baik itu keluar atau masuk ke Sumut dalam rangka mudik lebaran. Hal ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19yang kini semakin merebak luas.“Saya mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudik, baik itu keluar atau masuk ke Sumatera Utar,”ujarnya

           Nah, Indonesia sedang dalam keadaan kritis atau terkena Covid-19. Maka untuk tahun ini mudik  untuk segala kalangan pertimbangan untuk tidak diperbolehkan mudik. Ada berita pernah saya baca salah satu pendapat bahwa harusnya pemerintah harus bersikap tegas  terkait larangan mudik ini.

    Hendaknya warga Indonesia bertindak dengan bijak, di tengah pandemi Covid-19 kita harus mematuhi anjuran untuk stay at home, menaati PSBB dan menuruti untuk tidak mudik lebaran. Bukanya mengatur tapi larangan ini juga demi kebaikan sendiri untuk saat ini guna mencegah penyebaran virus corona , ada hal baiknya semua kegiatan harus dibatasi apa lagi masalah kegiatan yang lainnya dapat mengumpulkan massa sesuai dengan hukum yang berlaku.

        Oleh karena itu, sebagai pengganti mudik anda bisa melakukan dengan video call untuk berminta maaf-maafan bersama orangtua dan kerabat nan jauh disana. Manfaatkan teknologi ini untuk silaturahmi secara online. Mereka pasti memaklumi, mengapa kita semua tidak bisa mudik lebaran tahun ini. Aturan dari pemerintah untuk tidak pulang kampong hendaknya kita harus ditaati, demi keamanan bersama. Kita bersama melawan corona dengan cara berdiam diri di rumah memakai masker non medis, menjaga kebersihan, makanan bergizi dan jaga jarak ketika terpaksa harus keluar untuk berbelanja.

        Jadi, jangan sampai saat mudik jadi menderita karena terkena virus Covid-19 dan bahkan menularkan banyak orang di kampong halaman. Pemerintah sangat memperhatikan kesehatan dan keselamatan rakyatnya. Maka, bersabarlah untuk tidak mudik hanya lebaran tahun ini dan menaati aturan yang berlaku. Semua larangan ini demi keamanan sendiri dan keluarga agar tidak terjangkit corona. 

 -oleh: Yossi Zulmis Sandra

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

cr image: google.com

Virus corona menjadi topik terhangat sejak awal bulan Januari 2020. Virus ini mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat di seluruh dunia, terutama setelah merenggut nyawa ratusan orang hanya dalam waktu dua pekan. Virus ini terus mencari mangsa dan sementara obatnya hingga saat ini belum ditemukan. Dilansir dari Asian Nikkei Review, berita tersebut langsung meresahkan warga Tiongkok yang akan melakukan perjalanan pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada 25 Januari 2020. Virus ini terasa semakin menakutkan bagi warga karena berkaitan dengan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) yang pernah menewaskan hampir 650 orang di Tiongkok dan Hong Kong pada tahun 2002 dan 2003.

Awal mula penyebaran virus jenis baru yang tengah menyerang masyarakat dunia saat ini, dalam istilah kedokteran disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Tim peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris yang menyelidiki asal virus telah menganalisis sejumlah besar strain dari seluruh dunia dan menghitung bahwa awal mula wabah terjadi antara 13 September dan 7 Desember 2019. Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di Kota Wuhan. Dilaporkan kemudian bahwa banyak pasien yang menderita virus ini dan ternyata terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Orang pertama yang jatuh sakit akibat virus ini juga diketahui merupakan salah satu pedagang di pasar itu.

Michelle Roberts and James Gallager mengatakan, di pasar grosir hewan dan makanan laut tersebut dijual hewan liar seperti ular, kelelawar, dan ayam. Mereka menduga virus corona baru ini hampir dapat dipastikan berasal dari ular. Diduga pula virus ini menyebar dari hewan ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia."Virus ini mungkin telah bermutasi menjadi bentuk yang "efisien menginfeksi manusia" sejak berbulan-bulan yang lalu, tetapi virus ini tetap tinggal di tubuh kelelawar atau hewan lain atau bahkan manusia selama beberapa bulan tanpa menulari orang lain," kata Peter Forster, pakar genetik dari Universitas Cambridge.

Asal mula masuknya virus Covid-19 di Indonesia

Pengumuman resmi dari pemerintah bahkan diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo bahwa virus corona telah masuk ke Indonesia, setelah pertama kali virus ini muncul pada Desember 2019. Dua orang dinyatakan positif terjangkit virus corona atau Covid-19 dan kini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Jakarta Utara. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan, kedua orang itu merupakan perempuan berusia 64 dan 31 tahun yang memiliki hubungan ibu dan anak. Keduanya diketahui terkena infeksi virus tersebut setelah melakukan kontak dengan seorang warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia dan sebelumnya sempat bertemu di Indonesia. Saat itu, keduanya hanya diminta untuk rawat jalan. Kemudian, pada 26 Februari mereka meminta untuk rawat inap karena merasa batuknya tidak kunjung reda. "Tanggal 28 ditelepon sama teman dansanya itu, bahwa dia di Malaysia, orang Jepangnya tadi, dengan corona positif," ucap Terawan. Setelah itu, statusnya ditingkatkan dari orang yang dirawat dengan pengawasan (ODP) menjadi pasien dalam pemantauan (PDP).

Keberadaan Covid-19 yang mematikan ini telah banyak menyita perhatian dunia. Ada yang menanganinya dengan sangat serius, ada pula yang seolah-olah tak mau tahu, tapi karena hari demi hari penyebarannya semakin banyak, maka langkah konkret yang harus ditempuh sebagai antisipasi adalah membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan pihak pihak terkait. Penyakit Covid-19 telah menggerakkan para kepala negara untuk cepat tanggap dan peduli atas keselamatan rakyatnya. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai pengumuman untuk meliburkan sekolah, meniadakan kuliah tatap muka, larangan terlibat dalam keramaian, termasuk larangan ke luar negeri, baik untuk umrah, rekreasi, ataupun hanya untuk kunjungan biasa.

Peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu sangat berpengaruh terhadap segala sektor, termasuk perekonomian dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Berdasarkan informasi di media ini beberapa hari lalu bahwa lebih kurang 50 juta orang terancam kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pandemi virus corona (Covid-19), sulit untuk dibayangkan bila terjadi pengangguran maka masalah sosial akan terus bermunculan. Namun, semua itu perlu digaris bawahi bahwa apa pun yang dilakukan pemerintah adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap rakyatnya, karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

Pengaruh virus Covid-19 terhadap masyarakat

Selain itu, dampak pengaruh virus corona (Covid-19) dalam kehidupan sosial masyarakat,  di antaranya adalah timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap orang-orang yang ada di seputaran kita atau yang baru kita kenal. Sebagai contoh pada saat kita membeli makanan, baik di warung yang berlabel maupun kaki lima kita pasti akan mencari tahu apakah bersih atau tidak. Apakah pelayan ada bersentuhan dengan orang yang terjangkit virus atau tidak, adakah petugas atau pelayan yang mencuci tangan pada saat mengolah atau memproses makanan yang kita pesan atau tidak, sehingga timbul keraguan. Virus corona (covid-19) telah melumpuhkan perekonomian dunia, termasuk Indonesia, sebagaimana terlihat dalam kehidupan sehari-hari di kalangan menengah ke bawah seperti pedagang kelontong, penjual ikan, dan pedagang sayur. Mereka merasakan menurunnya daya beli masyarakat karena ketidaknyamanan para konsumen dalam berbelanja.

Lain lagi kisah seorang sopir yang biasanya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi dengan merebaknya kasus virus corona ini masyarakat enggan menggunakan transportasi umum. Imbauan pemerintah untuk lockdown atau karantina mandiri di rumah masing-masing dengan meliburkan aktivitas tatap muka di sekolah, perguruan tinggi, dan perkantoran tidak semua mematuhinya, bahkan ada yang menggunakan waktu karantina mandiri untuk menikmati liburan. Hal ini tentu menjadi masalah bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga masyarakat, maka sangat dibutuhkan kesadaran akan keselamatan diri dan lingkungan.

Sejak diberlakukannnya peraturan tidak dibenarkan ada kumpulan keramaian seperti di masjid, maka hampir semua masjid pada saat shalat berjamaah hanya beberapa orang yang hadir, sehingga masjid tampak sepi. Situasi ini menimbulkan kegelisahan, apakah semua larangan yang telah ditetapkan semuanya bermanfaat? karena di satu sisi sebagai umat Islam, apabila  di masjid tidak ada lagi orang yang shalat berjamaah,  tidak ada lagi pengajian, tidak terdengar lagi zikir,  maka tanpa sadar kita telah meninggalkan modal menuju akhirat. Bukankah dengan adanya musibah kita seharusnya semakin memenuhi masjid untuk berzikir dan berdoa?

Kegiatan yang dilaksanakan di masjid  tentu bagi yang merasa dirinya sehat dan untuk pencegahan virus corona ini bila perlu pemerintah juga memasang alat pengukur suhu tubuh ketika memasuki masjid. Menghadapi musibah Covid-19 bukan hanya para medis yang berperan, tetapi juga hendaknya pemerintah mengajak para ulama dan pemuka agama untuk ikut berperan aktif, sehingga masyarakat merasa tenang dan tidak dihantui oleh berita-berita yang menakutkan.Peran serta keluarga dengan memberikan pemahaman dan penanganan yang baik kepada anggota keluarga menjadi faktor utama dalam keberhasilan pencegahan Covid-19.

Selain Indonesia, imbauan untuk melakukan social distancing juga telah diterapkan banyak negara yang terdapat kasus COVID-19. Meskipun dinilai baik untuk memutus persebaran virus corona, nyatanya social distancing memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan mental. Dilansir dari American Psychological Association, social distancing dan karantina mandiri di rumah seringkali menyebabkan dampak negatif seperti ketakutan dan rasa cemas, depresi dan mudah bosan terhadap suatu hal, mudah marah dan frustasi, takut terhadap stigma yang ada pada masyarakat.

Menjaga kesehatan mental selama karantina di rumah

     Bagaimana sih agar menjaga kesehatan mental saat melakukan social distancing? cara yang dapat dilakukan ialah membatasi dan selektif dalam memilih sumber informasi dan menggantinya dengan konten atau tayangan yang bersifat menghibur, batasi penggunaan sosial media agar mencegah kita untuk tidak mengakses berita yang tidak valid (hoax), mencuci tangan tetapi tidak berlebihan, tetaplah untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain dan yang terakhir, pastikan agar anda memiliki waktu istirahat yang cukup dan juga melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh seperti berjemur, olahraga, dan makan makanan yang bergizi. Semoga dengan kita terus mematuhi anjuran dari pemerintah untuk tetap melakukan social distancing, bisa cepat memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid-19 dan semoga keadaan Indonesia dan negara lainnya juga bisa segera membaik seperti semula.

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Newer Posts
Older Posts

ABOUT US

About Us

Kelompok 1 Jurnalistik Online |
Anggota: Siti Chairunisa, Syiva Arziah, Yossi Zulmis Sandra.

CONTACT US

  • instagram
  • twitter
  • instagram

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2020 (16)
    • July 2020 (16)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates