Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kota Madya
yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Memiliki luas wilayah
38,438 yang berjarak 80 KM dari kota Medan (Ibu Kota
Provinsi Sumatera Utara) atau hanya membutuhkan waktu 2,5 jam perjalanan.
Karena terletak pada lintas utama Sumatera menjadikan Kota Tebing Tinggi
sebagai penghubung lintas diagonal ruas Jalan Tebing Tinggi – Pematangsiantar –
Parapat, Balige hingga Siborong-borong. Orang-orang yang bermukim di Kota
Tebing Tinggi terdiri dari suku bangsa Melayu, Batak, Jawa, dan Tionghoa yang
menjadikan Kota Tebing Tinggi memiliki keunikan tersendiri.
Sepanjang perjalanan menuju Kota Tebing Tinggi akan
disuguhkan pemandangan pohon-pohon sawit serta pohon-pohon besar lainnya yang
tersusun rapi yang membuat decak kagum. Barulah, ketika sampai di gapura
“Selamat Datang Di Kota Tebing Tinggi” akan terasa hawa-hawa melayu yang khas.
Karena etnik melayu yang masih kental tak jarang
disepanjang jalan masih bisa ditemukan bagunan-bangunan khas melayu yang
berdiri kokoh atau bangunan-bangunan China kuno yang menarik dan jika ditelisik
lebih dalam memiliki makna sejarah. Selain itu, kearifan lokal melayu ini bisa
dijadikan objek wisata sekaligus menambah informasi, seperti bangunan bekas
Istana Kerajaan Padang di Jl. KF Tandean, Bulian. Istana ini masih bertahan
meskipun bukan bangunan utuh karena semakin termakan zaman pun bekas bangunan
Kerjaan Padang ini sekarang diurus oleh waris kerajaan.
Ada pula rumah melayu lama dibeberapa tempat, seperti
di daerah Bulian Ujung bekas kediaman Tengku Tokoh, yang memiliki ornamen
melayu. Di Jl. Syech Baringin, terdapat sebuah makam seorang Sufi bernama Tuan
Syech Baringin yang disegani pada masanya. Masih dilokasi yang sama, berdiri
bekas rumah kediaman Syech Baringin yang memiliki bangunan mirip Rumah Gadang
Sumatera Barat, namun sayangnya kondisi bangunan sudah sangat memprihatinkan
karena semakin tergerus usia. Selain itu terdapat makam Datu Ganjang yang
terletak di Jl. Darat yang memiliki historis berkaitan dengan Kota Tebing
Tinggi, disebut Makam Datu Ganjang karena makam tua tersebut memiki ukuran yang
tidak biasa yaitu lebih dari 7 meter, namun sayangnya objek sejarah ini luput
dari perhatian pemerintah setempat.
Menelusuri lagi objek wisata, di Kota Tebing Tinggi
memiliki tempat wisata yang wajib dikunjungi antara lain Water Park Gundaling
yang bisa dikunjungi bersama keluarga karena memiliki kolam renang dengan
ukuran kedalaman yang berbeda-beda dan sangat cocok dijadikan referensi liburan
akhir pekan. Selanjutnya, Museum Kota Tebing Tinggi yang berlokasi di
tengah-tengah kota, berisi macam-macam koleksi benda bersejarah seperti
peralatan perang zaman VOC dan zaman Jepang, radio kuno, timbangan, kerajinan
tangan dan masih banyak lagi.
Lalu ada Masjid air hangat, nama sebenarnya masjid ini
adalah Masjid Al-Hikmah, namun memiliki keunikan air yang digunakan untuk wudhu
bersuhu hangat, mengapa demikian? Menurut sejarah pada tahun 1960-an ketika
masjid ini dibangun, sumber mata air yang digunakan berasal dari sumber air
panas didalam perut bumi yang dibangun Belanda pada tahun 1928. Selain Water Park
Gundaling, referensi wisata air yang paling populer di Kota Tebing Tinggi
adalah Kolam Renang Lubuk Indah. Kolam Renang ini terletak di Jl. Gatot
Subroto. Tak hanya menyediakan 2 kolam renang, pengelola juga menyediakan kolam
pemancingan hingga spot-spot foto yang instagramable bagi pengunjung untuk
mengabadikan momen liburan.
Tidak lengkap rasanya berjalan-jalan di Kota Tebing
Tinggi kalau belum mengunjungi Masjid Agung Tebing Tinggi. Masjid Agung ini
terletak di jalan lintas Medan-Pematang Siantar menjadikan Masjid ini sebagai
tempat beribadah bagi warga sekitar bahkan pendatang. Masjid Agung Tebing
Tinggi mampu menampung hingga 3000 jamaah. Setelah diresmikan oleh Gubernur
Sumatera Utara, Bapak Edy Rahmayadi, masjid ini terus melanjutkan pembangunan hingga
sampai saat ini.
Karena julukan “Kota Lemang” tentunya membuat Kota
Tebing Tinggi menjadi tempat surganya makanan bagi pecinta kuliner. Bahkan
ketika mulai memasuki wilayah Kota Tebing Tinggi akan banyak sekali ditemukan
orang-orang yang menjajakan lemang disepanjang pinggiran jalan. Dengan bentuk
serta harga yang beragam pula. Tak hanya itu, roti kacang sebagai oleh-oleh
khas Kota Tebing Tinggi yang bisa menjadi pilihan ketika ingin membelikan untuk
sanak saudara di kampung halaman.
Ada pula beberapa lokasi yang dapat dijadikan tempat
nongkrong sekaligus wisata kulineran ketika kita berada di Kota Tebing Tinggi,
yaitu Pasar Kaget, pasar ini bukan menjual bahan-bahan pokok seperti fungsi
pasar pada umumnya melainkan menjual berbagai jenis makanan dan minuman, mulai
dari lemang, martabak, roti cane, roti jhon, cendol, es dawet, dan masih banyak
lagi. Biasanya pasar kaget ini mulai beroperasi dari jam 4 sore hingga larut
malam.
Selanjutnya ada, Lapangan Merdeka atau lebih dikenal
dengan Lapangan Sri Mersing, sebenarnya lapangan ini digunakan ketika ada event
atau hal-hal yang sifatnya mengumpulkan orang banyak, namun diseputaran luar
jalan Lapangan Sri Mersing ketika malam hari tiba, akan banyak orang-orang yang
berjualan makanan serta minuman dengan berbagai macam jenis seperti burger,
kebab, waffle, minuman-minuman kekinian serta masih banyak yang lainnya.
Uniknya, Lapangan Sri Mersing ini dijadikan anak muda sebagai tempat nongkrong
atau melakukan berbagai aktifitas, bisa terlihat pada saat malam kamis atau
malam minggu. Muda – mudi akan memadati Lapangan Sri Mersing tersebut. Tidak
hanya mengenyangkan perut namun juga bisa menambah informasi sejarah, jika
berkunjung kedalam halaman Lapangan Sri Mersing ini terdapat Tugu Peringatan 13
Desember 1945 yang merupakan tugu yang dibangun untuk mengingat jasa-jasa para
pahlawan. Dengan relief berbentuk bingkai perisai yang diapit padi dan kapas
dengan latar belakang perbukitan, dan dibawah symbol terdapat sebuah tulisan
“Esa Hilang Dua Terbilang”, yang kini menjadi motto Kota Tebing Tinggi.
Hampir sama dengan Lapangan Sri Mersing, Taman Kota
Tebing Tinggi juga merupakan lokasi surga kuliner. Penjual menjajakan makanan
dan minuman kekinian yang tidak begitu merogoh kantong. Bedanya, penjual mulai
berjualan dari siang hari dan di Taman Kota ini juga banyak orang yang
memanfaatkan untuk berjogging di pagi ataupun sore hari. Membuat tempat ini
selalu ramai setiap harinya.
Selain tempat-tempat surga kuliner diatas, disekitaran
tengah kota Tebing Tinggi terdapat banyak kafetaria yang bisa dijadikan pilihan
untuk memanjakan perut. Juga ada gerai untuk pecinta kopi, yaitu Kopi Dolok
yang terletak di pelataran halaman Ramyana Tebing Tinggi. Masih ingin yang
unik-unik? Di Kota Tebing Tinggi ada kudapan khas India yang bisa dijumpai di
restoran India yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani. Restoran ini selalu ramai
karena memang hidangan yang disajikan sangat lezat dengan harga terjangkau dan
menu yang bervariasi.
Yang tak kalah unik adalah budaya becak yang ada di
Kota Tebing Tinggi. Jika di daerah lain becak hanya dijadikan sebagai moda
transportasi, lain halnya di Kota Tebing Tinggi, di kota ini becak dijadikan
kendaraan untuk berwisata. Biasa rasanya jika ditemui becak yang didandan
sedemikan rupa dengan isi penumpang 8-10 orang, lalu mengelilingi Kota Tebing
Tinggi dimalam hari. Pasti menambah keseruan wisata.
0 Comments