Ada apa dengan Indonesia ku?

by - July 04, 2020


cr image: google.com

Virus corona menjadi topik terhangat sejak awal bulan Januari 2020. Virus ini mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat di seluruh dunia, terutama setelah merenggut nyawa ratusan orang hanya dalam waktu dua pekan. Virus ini terus mencari mangsa dan sementara obatnya hingga saat ini belum ditemukan. Dilansir dari Asian Nikkei Review, berita tersebut langsung meresahkan warga Tiongkok yang akan melakukan perjalanan pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada 25 Januari 2020. Virus ini terasa semakin menakutkan bagi warga karena berkaitan dengan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) yang pernah menewaskan hampir 650 orang di Tiongkok dan Hong Kong pada tahun 2002 dan 2003.

Awal mula penyebaran virus jenis baru yang tengah menyerang masyarakat dunia saat ini, dalam istilah kedokteran disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Tim peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris yang menyelidiki asal virus telah menganalisis sejumlah besar strain dari seluruh dunia dan menghitung bahwa awal mula wabah terjadi antara 13 September dan 7 Desember 2019. Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di Kota Wuhan. Dilaporkan kemudian bahwa banyak pasien yang menderita virus ini dan ternyata terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Orang pertama yang jatuh sakit akibat virus ini juga diketahui merupakan salah satu pedagang di pasar itu.

Michelle Roberts and James Gallager mengatakan, di pasar grosir hewan dan makanan laut tersebut dijual hewan liar seperti ular, kelelawar, dan ayam. Mereka menduga virus corona baru ini hampir dapat dipastikan berasal dari ular. Diduga pula virus ini menyebar dari hewan ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia."Virus ini mungkin telah bermutasi menjadi bentuk yang "efisien menginfeksi manusia" sejak berbulan-bulan yang lalu, tetapi virus ini tetap tinggal di tubuh kelelawar atau hewan lain atau bahkan manusia selama beberapa bulan tanpa menulari orang lain," kata Peter Forster, pakar genetik dari Universitas Cambridge.

Asal mula masuknya virus Covid-19 di Indonesia

Pengumuman resmi dari pemerintah bahkan diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo bahwa virus corona telah masuk ke Indonesia, setelah pertama kali virus ini muncul pada Desember 2019. Dua orang dinyatakan positif terjangkit virus corona atau Covid-19 dan kini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Jakarta Utara. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan, kedua orang itu merupakan perempuan berusia 64 dan 31 tahun yang memiliki hubungan ibu dan anak. Keduanya diketahui terkena infeksi virus tersebut setelah melakukan kontak dengan seorang warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia dan sebelumnya sempat bertemu di Indonesia. Saat itu, keduanya hanya diminta untuk rawat jalan. Kemudian, pada 26 Februari mereka meminta untuk rawat inap karena merasa batuknya tidak kunjung reda. "Tanggal 28 ditelepon sama teman dansanya itu, bahwa dia di Malaysia, orang Jepangnya tadi, dengan corona positif," ucap Terawan. Setelah itu, statusnya ditingkatkan dari orang yang dirawat dengan pengawasan (ODP) menjadi pasien dalam pemantauan (PDP).

Keberadaan Covid-19 yang mematikan ini telah banyak menyita perhatian dunia. Ada yang menanganinya dengan sangat serius, ada pula yang seolah-olah tak mau tahu, tapi karena hari demi hari penyebarannya semakin banyak, maka langkah konkret yang harus ditempuh sebagai antisipasi adalah membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan pihak pihak terkait. Penyakit Covid-19 telah menggerakkan para kepala negara untuk cepat tanggap dan peduli atas keselamatan rakyatnya. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai pengumuman untuk meliburkan sekolah, meniadakan kuliah tatap muka, larangan terlibat dalam keramaian, termasuk larangan ke luar negeri, baik untuk umrah, rekreasi, ataupun hanya untuk kunjungan biasa.

Peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu sangat berpengaruh terhadap segala sektor, termasuk perekonomian dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Berdasarkan informasi di media ini beberapa hari lalu bahwa lebih kurang 50 juta orang terancam kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pandemi virus corona (Covid-19), sulit untuk dibayangkan bila terjadi pengangguran maka masalah sosial akan terus bermunculan. Namun, semua itu perlu digaris bawahi bahwa apa pun yang dilakukan pemerintah adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap rakyatnya, karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

Pengaruh virus Covid-19 terhadap masyarakat

Selain itu, dampak pengaruh virus corona (Covid-19) dalam kehidupan sosial masyarakat,  di antaranya adalah timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap orang-orang yang ada di seputaran kita atau yang baru kita kenal. Sebagai contoh pada saat kita membeli makanan, baik di warung yang berlabel maupun kaki lima kita pasti akan mencari tahu apakah bersih atau tidak. Apakah pelayan ada bersentuhan dengan orang yang terjangkit virus atau tidak, adakah petugas atau pelayan yang mencuci tangan pada saat mengolah atau memproses makanan yang kita pesan atau tidak, sehingga timbul keraguan. Virus corona (covid-19) telah melumpuhkan perekonomian dunia, termasuk Indonesia, sebagaimana terlihat dalam kehidupan sehari-hari di kalangan menengah ke bawah seperti pedagang kelontong, penjual ikan, dan pedagang sayur. Mereka merasakan menurunnya daya beli masyarakat karena ketidaknyamanan para konsumen dalam berbelanja.

Lain lagi kisah seorang sopir yang biasanya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi dengan merebaknya kasus virus corona ini masyarakat enggan menggunakan transportasi umum. Imbauan pemerintah untuk lockdown atau karantina mandiri di rumah masing-masing dengan meliburkan aktivitas tatap muka di sekolah, perguruan tinggi, dan perkantoran tidak semua mematuhinya, bahkan ada yang menggunakan waktu karantina mandiri untuk menikmati liburan. Hal ini tentu menjadi masalah bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga masyarakat, maka sangat dibutuhkan kesadaran akan keselamatan diri dan lingkungan.

Sejak diberlakukannnya peraturan tidak dibenarkan ada kumpulan keramaian seperti di masjid, maka hampir semua masjid pada saat shalat berjamaah hanya beberapa orang yang hadir, sehingga masjid tampak sepi. Situasi ini menimbulkan kegelisahan, apakah semua larangan yang telah ditetapkan semuanya bermanfaat? karena di satu sisi sebagai umat Islam, apabila  di masjid tidak ada lagi orang yang shalat berjamaah,  tidak ada lagi pengajian, tidak terdengar lagi zikir,  maka tanpa sadar kita telah meninggalkan modal menuju akhirat. Bukankah dengan adanya musibah kita seharusnya semakin memenuhi masjid untuk berzikir dan berdoa?

Kegiatan yang dilaksanakan di masjid  tentu bagi yang merasa dirinya sehat dan untuk pencegahan virus corona ini bila perlu pemerintah juga memasang alat pengukur suhu tubuh ketika memasuki masjid. Menghadapi musibah Covid-19 bukan hanya para medis yang berperan, tetapi juga hendaknya pemerintah mengajak para ulama dan pemuka agama untuk ikut berperan aktif, sehingga masyarakat merasa tenang dan tidak dihantui oleh berita-berita yang menakutkan.Peran serta keluarga dengan memberikan pemahaman dan penanganan yang baik kepada anggota keluarga menjadi faktor utama dalam keberhasilan pencegahan Covid-19.

Selain Indonesia, imbauan untuk melakukan social distancing juga telah diterapkan banyak negara yang terdapat kasus COVID-19. Meskipun dinilai baik untuk memutus persebaran virus corona, nyatanya social distancing memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan mental. Dilansir dari American Psychological Association, social distancing dan karantina mandiri di rumah seringkali menyebabkan dampak negatif seperti ketakutan dan rasa cemas, depresi dan mudah bosan terhadap suatu hal, mudah marah dan frustasi, takut terhadap stigma yang ada pada masyarakat.

Menjaga kesehatan mental selama karantina di rumah

     Bagaimana sih agar menjaga kesehatan mental saat melakukan social distancing? cara yang dapat dilakukan ialah membatasi dan selektif dalam memilih sumber informasi dan menggantinya dengan konten atau tayangan yang bersifat menghibur, batasi penggunaan sosial media agar mencegah kita untuk tidak mengakses berita yang tidak valid (hoax), mencuci tangan tetapi tidak berlebihan, tetaplah untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain dan yang terakhir, pastikan agar anda memiliki waktu istirahat yang cukup dan juga melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh seperti berjemur, olahraga, dan makan makanan yang bergizi. Semoga dengan kita terus mematuhi anjuran dari pemerintah untuk tetap melakukan social distancing, bisa cepat memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid-19 dan semoga keadaan Indonesia dan negara lainnya juga bisa segera membaik seperti semula.

You May Also Like

0 Comments