Peduli Terhadap Mental Ilness Sejak Dini
Baru-baru ini kita sering melihat atau membaca
berita entah di televisi, media sosial, ataupun media cetak mengenai salah satu kelainan yang dialami
oleh manusia yaitu gangguan jiwa atau penyakit mental. Kesehatan mental
dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar
pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat
berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka
panjang. Jika kesehatan mental terganggu, maka akan timbul gangguan mental atau
penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani
stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan dapat memicu hasrat untuk
menyakiti diri sendiri maupun orang lain.
Viralnya kasus pembunuhan seorang remaja berinisial
NF yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama berusia 15 tahun,
menyerahkan diri kepada pihak berwajib setelah membunuh tetangganya berinsial
APA yang masih berusia 5 tahun. NF menenggelamkan korban dan menyembunyikan
jasadnya di lemari. Pihak berwajib mendapatkan berbagai curhatan hatinya NF
yang terekam dalam coretan di dalam buku tulis pelajarannya dan sebuah papan
tulis miliknya. Ada beberapa kata-kata dan gambaran yang mengandung arti dari
isi hatinya sehingga barang-barang tersebut langsung diamankan oleh pihak
berwajib. NF mengaku melakukan pembunuhan kepada korban karena terinspirasi
dari film yang ditontonnya setahun yang lalu, yaitu film Chucky dan The
Slenderman. Pelaku mengaku kalau dia tidak merasa bersalah atas apa yang
dilakukannya.
Psikolog Klinis Melissa Grace menjelaskan tindakan
kejahatan seperti NF yang masih di bawah umur lebih tepat disebut conduct disorders. Karena, anak usia di
bawah 18 tahun yang berperilaku menetap, seperti merusak, melukai, mencuri dan
lainnya lebih tepat disebut conduct
disorders. "Perilaku yang menetap dalam jangka waktu 12 bulan ini bisa
diindikasi masuk conduct disorder atau gangguan perilaku. Ketika ini diabaikan
dan mengarah ke usia dewasa, maka berubah diagnosanya jadi gangguan kepribadian
anti sosial yang dikenal masyarakat sebagai sociopath
atau psychopath," kata Melissa
Grace.
Kasus tersebut langsung ditangani oleh beberapa
ahli yang menangani kesehatan mental. Di berbagai pelosok Negeri masih kita
temui cara penanganan yang kurang tepat bagi para penderita gangguan kesehatan
mental. Penderita dianggap sebagai makhluk aneh yang dapat mengancam
keselamatan seseorang untuk itu penderita layak diasingkan oleh masyarakat.
Sampai sekarang masih jarang kita temukan orang yang peduli jika seseorang
mendapat gangguan kesehatan atau bisa kita sebut dengan mental illness. Hal ini mengakibatkan semakin kecilnya penderita
untuk pulih. Untuk itu pemberian informasi, mengedukasi masyarakat sangatlah
penting terkait kesehatan mental agar stigma yang ada di masyarakat dapat
dihilangkan dan penderita mendapatkan penanganan yang tepat. Maka dari itu
kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, keduanya memiliki keterlibatan
satu sama lain, bilamana seseorang terganggu fisiknya maka ia dapat
dimungkinkan terganngu mental atau psikisnya, begitupun hal sebaliknya.
Sehat dan sakit merupakan kondisi biopsikososial yang menyatu dalam
kehidupan manusia. Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi dari
kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat
kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja
secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Maka
dapat dipahami ketika Individu berada diluar definisi tersebut maka
dimungkinkan dapat ditemukanya suatu kelainan, kita menyebutnya gangguan jiwa.
Ada beberapa hal lain yang menjadi pemicu tingginya
masalah kesehatan mental yaitu minimnya edukasi dan pengetahuan yang dimiliki
oleh masyarakat akan hal tersebut dan kedua masih tebalnya stigma buruk
masyarakat terhadap penderita masalah kelainan mental. Mereka para penderita
seakan dianggap sebagai manusia yang berbahaya sehingga harus diberikan
perlakuaan yang kurang wajar atau bahkan tidak manusiawi, salah satu bentuknya
adalah pemasungan. Hal ini masih bisa dengan mudah kita jumpai terutama di
daerah pedalaman atau pelosok pelosok daerah. Masyarakat pelosok masih
beranggapan bahwa pemasungan adalah salah satu bentuk penanganan, padahal
bukan. Apabila cara ini masih dianggap sebagai cara yang relevan maka semakin
tingginya angka kelainan mental akan semakin sulit untuk dihindarkan, pada
akhirnya berakibat pada penambahan beban
negara terhadap penanganan yang semakin banyak.
Peranan dalam memberikan penanganan bukan hanya
dibutuhkan oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan
kesehatan mental, melainkan kepada seluruh masyarakat pada umumnya. Dalam
konsep person in environment yang menjadi
salah satu ciri khas dari pekerjaan sosial menjelaskan bahwa keberadaan
seseorang individu akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di
sekitarnya. Untuk perihal kesembuhan penderita gangguan kesehatan mental maka
seluruh lapisan masyarakat wajib dan berhak mendapatkan informasi yang
selengkap-lengkapnya untuk menciptakan lingkungan (sosial) yang proporsional
bagi kesembuhan para penderita. Ketersediaan informasi yang tersampaikan pada
masyarakat adalah salah satu bentuk upaya untuk sedikit menggeser stigma kuat
masyarakat mengenai kesehatan mental. Melalui bentuk pemahaman yang dilakukan
oleh kelompok maupun personal akan mampu menghapuskan paradigma yang ada.
Pada kesimpulanya yang bisa kita upayakan sebagai
mahasiswa adalah memberikan sebuah edukasi kecil terhadap masyarakat sekitar
bahwa penderita kelainan mental tidak boleh dijauhi, dikucilkan, apalagi
diberikan penanganan yang tidak manusiawi. Mereka perlu untuk diobati dan
mendapatkan perawatan berupa penanganan secara medis atau psikologis. Akan
selalu ada lembaga atau instansi kesehatan yang dapat memberikan penangan yang
lebih baik. Pada harapanya adalah terwujudnya sedikit demi sedikit pemahaman
masyarakat yang dapat menghapus paradigma
buruk dan tebal mengenai perlakuan terhadap penderita gangguan jiwa atau
kesehatan mental beserta penangananya. Rakyat informatif dan edukatif untuk
Indonesia yang lebih baik.
0 Comments